Friday, January 31, 2014

Laporan Praktikum Transpirasi Tumbuhan

A.    Judul         
      Transpirasi Tumbuhan

B.     Tujuan     
       Untuk mengetahui bahwa kecepatan penguapan air dari daun di pengaruhi oleh suhu dan kelembaban.

C.    Tinjauan Teoritis 
Transpirasi mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari, kenaikan temperature yang diterima tanaman digunakan untuk penguapan air. Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya,yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hamper 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata.
Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar dari pada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehiang air.
Kegiatan transpirasi di pengaruhi banyak faktor ,baik faktor dalam maupun faktor luar,faktor dalam antara lain:
·         Jumlah dan luas permukaan daun
·         Tebal tipisnya daun
·         Berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun
·         Banyak sedikitnya bulu dan duri pada permukaan daun
·         Letak dan jumlah stomata.
 Adapun  faktor luar antara lain:
       ·        Kelembaban
       ·        Suhu
       ·        Intensitas cahaya
       ·        Kecepatan angin
       ·        Kandungan air dalam tanah

D.    Alat dan Bahan 
·         Hidrometer
·         Potometer
·         Stop wach
·         Ember
·         Pisau
·         Air
·         Tumbuhan bunga septu
(Hibiscus rosa-sinensis).

E.     Cara Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum.
2.      Mengisi ember dengan air sekiranya seluruh bagian tumbuhan dapat terendam
3.      Memotong bagian batang sekiranya dapat masuk kedalam lubang parafilm
4.      Masukan langsung hasil potongan tersebut kedalam ember yang telah terisi oleh air
5.   Siapkan potometer dan buka bagian penutup lalu isi dengan air kemudian tutup kembali bagian penutupnya
6.      Masukan potometer kedalam air lalu masukan pula batang tumbuhan kedalam lubang parafilm yang  tahapan ini dilakukan di bawah permukaan air
7.      Pastikan tidak terdapat kebocoran
8.      Mengamati pergerakan air setiap menitnya pada ujung potometer yang berskala.
9.      Mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan.
10.  Pengamatan ini dilakukan di tempat yang suhu dan kelembabanya berbeda
11.  Apabila air dalam potometer habis maka ulangi tahapan 3-6 dan amati keadaan daun masih dalam kondisi segar atau layu

F.   Hasil Pengamatan 
Kami melakukan praktikum diatas dengan menggunakan tumbuhan Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).    
Kondisi
Tingkat air dalam milimeter dalam keadaan lembab
5 menit
10menit
15 menit
20 menit
Penguapan
0.09ml
0,12ml
0,14ml
0,16ml
Suhu
260C
260C
260C
260C
kelembaban
89%
89%
88%
87%
Keterangan
Segar
Segar
Segar
Segar
Rata-rata
Suhu 260C
Kelemaban
88,25%
        Total  38,19ml/menit

Kondisi
Tingkat air dalam milimeter dalam keadaan panas
5 menit
10menit
15 menit
20 menit
Penguapan
0.27ml
0,49ml
0,68ml
0,88ml
Suhu
320C
300C
290C
290C
kelembaban
54%
59%
70%
75%
Keterangan
Segar
Segar
Segar
Segar
Rata-rata
Suhu 300C
kelembaban
64,5%
Total 31,70ml/menit

G.  Pembahasan 
       Pada praktikum ini kami telah mengamati proses penguapan dan pengaruh suhu dan kelembaban terhadap kecepatan transpirasi ,keadaan lingkungan yang kadar kelembabanya rendah akan meningkatkan kecepatan proses transpirasi sehingga menyebabakan penyerapan air akan semakin banyak,daya isap daun di timbulkan oleh adanya penguapan air dari daun,transpirasi mengeluarkan zat berupa uap air.

H. Jawaban Pertanyaan
            Pertayaan
1. Bagaimana pengaruh suhu dan kelembaban dalam proses transpirasi?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengaapan?
3. Mengapa somata paling banyak berada pada permukaan bawah daun?
            Jawaban
1. Suhu akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata sedangkan kelembaban yaitu bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan kensentrasi molekul uap air di udara
2. Faktor dalam, antara lain:jumlah dan luas permukaan daun, Tebal tipisnya daun, Berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, Banyak sedikitnya bulu  dan duri pada permukaan daun,letak dan jumlah stomata.
Faktor luar: Kelembaban, Suhu, intensitas cahaya, kecapatan angin, kandungan air dalam tanah.
3.Stomata  pada daun   hipostomatik berfungsi untuk  mengurangi proses transpirasi pada pada daun dan untuk mempertahankan kelembaban dan suhu daun.

H.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, peristiwa  traspirasi mengeluarka zat berupa uap air adapun faktor luar yaitu suhu dan kelembaban sangnat mempengaruhi kecepatan traspirasi.
Adapun tujuan dari tumbuhan langsungsun di masukan kedalam air untuk dapat menjaga suhu dan kelembaban percobaan ini akan menghasilkan data yang beragam bergantung pada  waktu dan tempat pelaksanaan percobaan.

I.       Referensi

Dwidjojoseputro D. (1994) Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Doctor As Decision Maker

Seven Star Doctor
  1. Care provider
  2. Communicator
  3.  Community leader
  4. Decision Maker
  5. Manager
  6. Researcher
  7.  Iman dan takwa

DOKTER CEPAT DAN TEPAT
Dokter sebagai pelayan masyarakat yang selalu akan dihadapkan pada suatu masalah harus dapat bertindak cepat dan tepat. Apa treatment yang akan digunakan, bagaimana pendekatan terhadap pasien, dan juga berpikir kedepan apa kira-kira dampak positif dan negative dari pengobatan yang diberikan. Dokter sangat bertanggung jawab atas nyawa seorang pasien, waktu satu detik dan satu keputusan yang diambil bisa berujung pada kesehatan atau pun kematian pasien.
DECISION MAKER
Merupakan suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah dengan pengumpulan data serta fakta untuk menghasilkan suatu alternatif dan tindakan. Sifat-sifat yang dimiliki pengambilan keputusan:
1. Pemecahan masalah
Decision making dilakukan dalam rangka problem solving
2.Penentuan alternative
Dalam prosesnya sebelum menjatuhkan pada satu pilihan tindakan , seorang decision maker dituntuk membuat alternative pilihan secara kreatif dengan berbagai pendekatan .
3. Dilakukan satu kali
Decision making umumnya dilakukan satu kali terhadap suatu masalah , keputusan bersifat tidak dapat ditarik kembali .
4.Mengandung resiko
Suatu keputusan pastilah mengandung resiko , ada dampak positif dan negative . Tidak ada dari suatu keputusan yang bersifat ideal dan bersifat positif saja . sehingga seorang decision maker harus menimbang terlebih dahulu dampak positif dan negative suatu keputusan .
Rumus Keputusan yang efektif
Efective decision = Kualitas (keputusan) x Acceptability (penerimaan)
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN 
1. Define problem
Tentukan terlebih dahulu permasalahan yang ingin diselesaikan. Tentukan juga metode pengambilan keputusan dan target dari pengambilan keputusan (kira-kira ingin hasil seperti apa yang dihasilkan dari keputusan yang diambil) 
2. Make Alternative
Dari permasalahan yang ada buatlah alternative pemecahannya.
 3. Make Criteria
Dari alternative yang dibuat mulailah melakukan berbagai pendekatan untuk menimbang setiap keputusan yang akan diambil. Contohnya ditinjau dari segi positif dan negative, dari SWOT tiap alternative, dari biaya, dari ketersediaan SDM, dari tinjauan waktu, dari segi tanggung jawab sebelum dan sesudah pengambilan keputusan , dan adanya factor internal serta eksternal yang dapat berpengaruh
4. Make decision
Dari segenap pilihan pilihlah satu yang efektif. Tidak berupa keputusan saja tapi diikuti rencana implementasi dari keputusan tersebut, bagaimana tahapan realisasi dari suatu keputusan yang diambil.
DASARPengambilan Keputusan
Keputusan dapat diambil berdasarkan beberapa hal diantaranya :
  1. Intuisi
  2. Wewenang
  3. Fakta
  4. Rasional
  5. Pengalaman

METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Kewenangan tanpa diskusi
Biasanya dimiliki seseorang yang memiliki jabatan tertentu untuk memutuskan sesuatu dalam organisasi / badan yang dipimpinnya . Atau keputusan yang bersifat personal/pribadi. Biasanya factor waktu yang sempit dapat menjadi alasan metode seperti ini diambil
2. Pendapat ahli
Seorang decision maker meminta pendapat ahli dalam bidang tertentu untuk membantu proses pengambilan keputusan.
3. Kewenangan setelah diskusi
Musyarwarah untuk menentukan keputusan. Bersifat lebih demokratis akan tetapi membutuhkan waktu yang lama dan riskan banyaknya kepentingan yang turut serta dalam pengambilan keputusan. 

Thursday, January 30, 2014

Histologi Kulit

Kulit atau cutaneus membrane atau integument menutup permukaan luar tubuh dan merupakan organ yang memiliki berat dan struktur terbesar. Berat dari seluruh kulit suatu individu itu bisa mencapai 16 % dari berat badan.
Kulit secara umum terdiri dari 2 lapisan utama:
1.     Epidermis : lapisan permukaan yang tersusun dari jaringan epitel squamous stratified
                keratinized.
2.     Dermis    : terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak, jaringan otot dan beberapa fiber
yang mengikat lapisan dermis dengan lapisan subkutan di bawahnya.
Lapisan subkutan itu merupakan lapisan yang paling bawah dari struktur kulit. Pada lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah yang menyuplai nutrisi bagi lapisan epidermis, nerve (saraf) Pacinian corpuscle yang akan merespond suatu impuls saraf berupa sentuhan.
EPIDERMIS
Lapisan epidermis merupakan lapisan yang letaknya paling dekat dengan permukaan dan bernteraksi langsung dengan permukaan. Epidermis tersusun atas jaringan epitel squamous stratified keratinized yang terdiri dari sel-sel berbentuk gepeng pada lapisan permukaan dan sel-sel yang berbentuk cuboid pada lapisan dasar. Lapisan epidermis tidak memiliki pembuluh darah .Lapisan epidermis disusun oleh 4 jenis sel utama:
1.     Keratinocyte
Keratinocyte merupakan sel epitel yang mengandung protein fiber keratin dan terdapat dalam jumlah yang paling banyak pada lapisan epidermis. Protein keratin ini berfungsi sebagai  pelindung kulit dari mikroba, panas dan zat-zat kimia berbahaya. Keratinocyte ini menghasilkan lamellar granules yang berfungsi sebagai sawar yang mencegah adanya evaporasi cairan dari dalam sel (mencegah dehidrasi), dan juga masukya substansi dan cairan dari luar.
2.   Melanocyte
Melanocyte merupakan sel yang mengandung protein melanin yang berfungsi sebagai pigmen kulit dan juga melindungi kulit dari bahaya sinar UV.
3.     Langerhans cell
Langerhans cell memiliki fungsi sebagai sistem imun. Langerhans cell ini akan teraktivasi ketika adanya kerusakan dari jaringan epitel. Langerhans cell akan bekerja sama dengan leukosit sebagai protector tubuh ketika terjadi suatu kerusakan jaringan.
4.   Merkel cell.
Merkel cell merupakan suatu sel saraf yang terletak di lapisan dasar epidermis dan berfungsi untuk merespond suatu impuls saraf berupa sentuhan. merkel cell akan berpasangan dengan merkel disc yang terletak di lapisan dermis dalam menyampaikan impuls saraf yang diterima ke sistem saraf pusat.
Lapisan epidermis memiliki 5 lapisan penyusun yang berurutan dari lapisan yang paling dasar hingga ke lapisan yang paling dekat dengan permukaan:
a)    Stratum Basale (Stratum Germinativum).
Stratum basale merupakan suatu lapisan epidermis yang terletak paling dasar epidermis. Ciri khas dari lapisan ini adalah terdiri dari keratinocytes berbentuk cuboid yang merupakan stem cell (sel induk) yang mengalami pembelahan sel (mitosis) secara terus menerus dan menghasilkan keratinocytes yang baru.
Lapisan ini memiliki sitoskeleton berupa intermediet filamen yang disebut dengan tonofilamen. Tonofilamen ini akan menghubungkan satu sel keratinocyte dengan keratinocyte lainnya sehingga terjadi pertukaran informasi antar sel. Tonofilamen ini juga akan menyusun hemidesmosome yang menghubungkan antara lapisan dasar stratum basale dengan lapisan dermis. Pada lapisan ini terdapat pula melanocyte yang akan menyebarkan protein-protein melanin pada lapisan epidermis untuk pigmen warna kulit. Selain itu juga terdapat merkel cell pada stratum basale yang berikatan dengan merkel disc pada lapisan dermis sebagai respond impuls saraf berupa sentuhan.
b)    Stratum Spinosum
Stratum spinosum merupakan lapisan kedua dari lapisandasar epidermis. Pada lpisan ini terdiri dari keratynocyte berbentuk cuboid dan squamous. Langerhans cell pada lapisan ini berfungsi aktif dalam menangani adanya kerusakan jaringan. Sel- sel Keratinocyte pada lapisan ini terikat sangat kuat dengan tonofilamen pada desmosome, sehingga memberikan struktur seperti duri-duri dan berfungsi untuk mencegah abrasi serta menjaga fleksibilitas pada kulit. 
Pada eberapa daerah tubuh yang sering mengalami gesekan dan juga tekanan memiliki lapisan spinosum yang lebih tebal, seperti pada telapak tangan dan telapak kaki. Pada lapisan ini juga masih terlihat aktifitas mitosis, dimana aktifitas mitosis ini hanya terjadi pada lapisan stratum basale dan stratum spinosum yang memiliki sel-sel induk, oleh karena itu stratum basale dan stratum spinosum disebut juga dengan stratum malpighi.
c)    stratum granulosum.
Stratum granulosum terdiri dari keratinocytes squamous yang memiliki protein keratohialin. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses apoptosis dari keratinocytes. Apoptosis ini diawali dengan pemecahan dari inti sel keratinocytes, dilanjutkan dengandegenrasi dari organel-organel lain sehingga mengakibatkan tonofilamen menjadi tidak berikatan. Keratiohialin akan mengubah tonofilamen menjadi lamellar granulles yang berfungsi sebagai sawar atau saringan untuk mencegah terjadinya evaporasi cairandan juga masuknya suatu substansi atau cairan lain dari luar tubuh
d)    Stratum Lucidum
Stratum Lucidum biasanya hanya terdapat pada bagian-bagian permukaan tubuh yang sering mengalami gesekan dan tekanan,seperti pada ujung jari, telapak tangan dan telapak kaki. Stratum lucidum ini  terdiri dari keratinosit squamous yang sangat padat dan berimpitan. Keratinocyte mengandung banyak sekali keratin dan membran plasma tebal. Pada lapisan ini organel dan inti tidak tampak lagi.
e)    Stratum Corneum
Stratum corneum merupakan lapisan yang paling dekat dengan permukaan (lapisan atas dari epidermis) dan terdiri dari keratinocyte squamous yang sudah mati dan dilepaskan secara terus menerus ke permukaan stratum Corneum 
Tersusun atas banyak sekali keratin yang berfungsi untuk mencegah masuknya bakteri, zat-zat kimia dan panas yang berlebih pada kulit. Di antara sel terdapat lipid dan lamellar granules yang berfungsi sebagai sawar yang mencegah evaporasi cairan kulit. Keratin dari keratinocyte yang mengering dan akan dikeluarkan ke permukaan stratum korneum dinamakan scale.
Keratinization dan Pertumbuhan pada Epidermis.
Sel-sel epitel atau keratinocyte yang telah mati akan dilepaskan ke permukaan stratum corneum. Hal ini mengakibatkan keratinocyte yang ada di lamina basale melakukan pembelahan sel (mitosis) untuk menghasilkan keratonicyte baru yang menggantikan keratinocyte yang lama atau yang telah mati. Epidermis merupakan jaringan epitel dan tidak memiliki pembuluh darah sehingga sel induk dan keratinocytes baru ini mendapatkan nutrisi dari pembuluh-pembuluh darah yang ada pada lapisan dermis. 
Molekul nutrisi akan mengalir dalam pembuluh darah pada subkutan kemudian dialirkan ke pembuluh darah pada dermis. Nutrisi ini akan berdifusi ke jaringan epitel melalui suatu hubungan antar tonjolan-tonjolan berisi kapiler darah yang ada di permukaan atas lapisan dermis (dermal papillae) dengan tonjolan-tonjolan yang ada permukaan bawah epidermis (epidermal ridges).  Setelah nutrisi ini berdifusi ke lapisan epidermis, nutrisi ini akan disebarkan melalui tonofilamen yang menghubungkan antara keratynocte dengan keratynocyte lainnya. Sehingga seluruh keratinocyte pada epidermis mendapatkan nutrisi yang memiliki kuantitas yang berbeda antar satu sama lain tergantung pada lapisan dimana keratinocyte itu berada.
Pada stratum basale, keratinocyte-nya mendapatkan banyak sekali nutrisi dibandingkan dengan keratynocyte yang ada di permukaan epidermis. Keratynocyte baru akan terdorong bergerak ke lapisan permukaan yang nantinya akan menggantikan keratynocyte yang sudah mati. Dalam pergerakannya ke arah permukaan, keratinocyte ini mengakumulasikan keratin dalam jumlah yang banyak yang disebut dengan keratinization. Keratinocyte yang semakin jauh dari lapisan dasar epidermis juuga akn mendapatkan nutrisi yang semakin sedikit, karena letaknya semakin menjauhi pembuluh darah sehingga keratinocyte ini akan mengalami apoptosis dan mengakumulasikan keratin di bagian permukaan epidermis sebagai protektor kulit.
DERMIS
Dermis merupakan lapisan yang terletak lebih dalam dari lapisan epidermis. Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat yang sangat kuat, tersusun atas protein fiber elastin dan kolagen yang memberikan keelastisitasan pada kulit. Sel-sel yang terlihat pada jaringan ikat antara lain adalah fibroblast, makrofag, dan sedikit sel adiposa karena lapisan dermis terletak di atas lapisan subkutan. Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, saraf, kelenjar-kelenjar, dan folikel rambut.
Dermis memiliki peranan yang sangat penting bagi pertahanan epidermis dengan membentuk suatu struktur dan fungsi yang saling berkaitan. Lapisan dermis terdiri dari 2 bagian :
1.     Pappilary region
Papillary region terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung sedikit protein kolagen dan elastin. Permukaan atas papillary region membentuk tonjolan-tonjolan kecil yang disebut dengan dermal papillae. dermal papillae ini berikatan dengan permukaan bawah epidermis berupa tonjolan yang disebut dengan epidermal ridges untuk memberikan nutrisi pada epidermis. Dalam region ini terdapat pula reseptor sentuhan yang disebut dengan Meissner Corpuscle atau corpuscle of touch, reseptor nyeri yaitu ujung-ujung saraf bebas, reseptor panas yaitu Ruffini , dan reseptor dingin yaitu adalah crause.
2.   Reticular region.
Reticular region berikatan dengan lapisan subkutan yang ada di bawahnya, terdiri dari jaringan ikat padat ireguler yang mengandung fibroblast, kolagen dan beberapa elastic fibers. Pada lapisan ini kolagen reticular region memiliki struktur menyerupai jala, lapisan ini terdiri dari beberapa sel lemak, folikel rambut, saraf, kelenjar sebbaceous(minyak) dan kelenjar sudoriferous(keringat). Fiber dan kolagen pada reticular region membuat kulit memiliki sifat yang fleksibel, elasticity(kemampuan elastis) dan ekstensibility(kemampuan penegangaan dan peregangan).
Pada permukaan kulit telapak tangan, telapak kaki dan jari terdapat suatu lekukan (garis) yang memiliki pola loops(lekukan) dan whorls(bergelombang) di bagian jari. Epidermal ridges yang terdapat ada permukaan bawah lapisan epidermis berfungsi sebagai pori-pori keringat yang akan membentuk suatu fingerprint (sidik jari) yang dimiliki setiap orang dengan pola yang berbeda.
KELENJAR KULIT
a)    Sebaceous Gland.
Kelenjar ini memiliki struktur epitel sekresi simple branched acinar ganda. Kelenjar ini biasanya langsung berhubungan dengan folikel rambut . Minyak atau sebum yang disekresikan oleh kelenjar ini tersusun atas trygliserida, cholestrol, protein dan garam anorganik. Sebum melapisi permukaan rambut untuk menjaga kekeringan , kerusakan, kelembutan kulit dan mencegah pertumbuhan bakteri pada kulit.
          b)    Sudoriferous Glands
Kelenjar ini menghasilkan keringat yang nanti akan dikeluarkan melalui folikel rambut atau melalui pori-pori kulit. Sudoriferous gland ini terdiri dari eccrine(merocrine) sudoriferous gland dan apocrine sodoriferous gland.
1.        Eccrine atau Merocrine sudoriferous gland
Epitel kelenjar yang memiliki bentuk simple tubular bergelung yang terletak di lapisan dermis bagian dalam dan beberapa terdapat di lapisan subkutan. Memiliki jumlahnya yang lebih banyak dari apocrine glands. Saluran eksretorinya melalui dermis-epidermis-pori-pori kulit. Keringat yang diproduksi oleh Merocrine gland yaitu air, ion ( Na+, dan Cl-), urea, uric acid, ammonia, asam amino,glukosa dan asam laktat. Merocrine glands ini berfungsi untuk mengatur temperatur tubuh dan menjaganya dalam keadaan normal.
Pengeluaran keringat ketika Thermoregulating akan dimulai dari pengeluaran keringat dari kulit kepala, pengeluaran keringat di bagian tubuh dan terakhir di telapak tangan dan kaki.
Proses pengeluaran keringat
a.       Insensible perspiration : penguapan air dari tubuh yang lembab (seperti kulit dan saluran respirasi) yang tidak disebabkan oleh aktivitras kelenjar skeresi.
b.       Sensible perpiration    : penguapan air dari permukaan tubuh yang diakibatkan oleh sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran  keringat yang dilakukan akibat dari pengaruh emos/ keringat dingin. Sangat berbeda dengan pengeluaran keringat pada thermoregulating. Pada saat pengeluaran keringat di bawah tekanan mental , pengeluaran keringat diawali di telapak tangan, telapak kaki, axillae. Merocrine aktif sejak lahir.
2.      Apocrine Sudoriferous Glands
Kelenjar ini juga memiliki bentuk simple tubular bergelung yang berukuran lebih besar dan terdapat di ketiak, areola dan anus pada lapisan dermis dan hipodermis serta duktusnya bermuara ke folikel rambut. 
Apocrine aweat glands ini memiliki sekresi yang berbau khas yang diakibatkan oleh aktivitas metabolik bakteri pada permukaan kulit. Apocrine mulai aktif ketika sudah puberitas. Apcrine menghasilkan keringat ketika dalam keadaan tertekan (nervous) atau ketika melakukan sex execitement , tidak terikat pada thermoregulation.
3.        Ceruminous Glands
Ceruminous glands merupakan modifikasi dari kelenjar keringat di telinga bagian luar yang memproduksi cairan lilin di lapisan subkutan dan mengeluarkannya ke saluran auditori atau masuk ke dalam sebacceous glands. Kombinasi hasil sekresi sebacceous dan cerumenous akan menghasilkan material kuning yang disebut dengan cerumen. Cerumen berfungsi sebagai sawar yang mencegah masuknya bacteri dan jamur.
FUNGSI KULIT
a)      Thermoregulation.
Kulit dapat berperan serta dalam pengaturan temperature tubuh dengan dua cara , yaitu pengeluaran keringat dan pengaturan aliran pada pembuluh darah yang ada di dermis.
Dalam keadaan temperature tubuh tinggi, merocrine sweat gland akan menghasilkan keringat yang dikeluarkan ke pori-pori permukaan epidermis. Sehingga suhu tubuh dapat turun. Selain itu terdapat pula pelebaran dari pembuluh darah yang ada di dermis sehingga volume darah yang mengalir akan semakin banyak dan menghasilkan jumlah yang lebih besar dari pengeluaran keringat.
Dalam keadaan suhu tubuh rendah, kelenjar merocrine tidak akan emnghasilkan keringat, merocrine akan mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat. Pembuluh-pembuluh darah dalam lapisan drmisakan menyempit sehingga volume darah yang mengalir akan sedikit dan suhu tubuh akan menjadi normal.
b)      Blood Reservoir
Dermis merupakan tempat bagi pembuluh darah yang membawa aliran darah pada tubuh.
c)       Protection
Epidermis mengandung keratin yang berfungsi untuk melapisi kulit untuk melindungi jaringan kulit dari microba, abrasi, panas dan zat-zat kimia berbahaya. Terdapat juga lipid yang akan membentuk lamellar granules yang berfungsi untuk memperlambat pengeluaran air dari permukaan kulit, menghindari dehidrasi dan mencegah masuknya cariran dan substansi asing ke dalam kulit. Sebum (minyak) berfungsi untuk menjaga kelembaban kulit agar tidak kering dan membunuh bakteri yang ada di permukaan kulit. Pigmen melanin pada melancyte, selain untuk memberikan warna pada kulit akan melindungi kulit dari bahaya sinar UV.
Kulit juga memiliki sel-sel yang berperan dalam sistem imun yaitu adalah Langerhans Cells.
d)       Cutaneous Sensation
Pada   lapisan kulit terdapat beberapa reseptor rangsang terhadap impuls-impuls yang berbeda. Sensori yang terdapat di kulit meliputi tactile sensational, sentuhan tekanan, nyeri, panas dan dingin.
e)       Excretion and Absorption.
Sebagai pengekskresi, epitel akan mengeluarkan keringat dan minyak sebagai usha untuk mengembalikan suhu tbuh normal dan memberikan kelembapan pada kulit.
Sebagai absorption, lapisan kulit akan mengabsorp lemak yang nantinya akan digunakan untuk melarutkan vitamin A,D,E,dan K
f)       Synthesis Vit D
Kulit memiliki precursor dari calciferol yang akan mengaktivasi pro vit D menjadi vit D. pada awalnya precursor pada kulit berupa &-dehydrocalciferol akan diaktivasi oleh sinar UV, yang kemudian calciferol ini akan mengaktifkan provit D menjadi vit D.