A. Pendahuluan
Komponen utama kromosom pada eukariota adalah DNA dan protein histon. Protein histon ini bersifat basa, sehingga dapat menetralkan sifat asam dari DNA. Pada dasarnya sel mengandung dua asam nukleat, yaitu RNA dan DNA.
DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat) merupakan sebuah polimer dari nukleotida. Nukleotida terdiri dari gula pentosa, basa nitrogen dan fosfat. Nukleotida tanpa fosfat disebut nukleosida. Gula pentosa penyusun RNA adalah ribosa, sedangkan pada DNA berupa deoksiribosa yang merupakan ribosa yang kehilangan satu atom oksigennya. Basa nitrogen pada nukleotida dapat berupa purin dan pirimidin. Basa purin yaitu adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pada pirimidin berupa sitosin (C), Timin (T), dan Urasil (U). Pada DNA, pirimidin hanya berupa sitosin dan timin, sedangkan pada RNA, basa timin diganti oleh urasil. Purin dan pirimidin ini merupakan komplementer dengan pasangan adenin – timin atau urasil (pada RNA) dan guanin – sitosin.
Isolasi DNA merupakan tahap pertama dari berbagai teknologi analisis DNA. DNA dapat ditemukan baik pada kromosom inti maupun pada organel, yaitu pada mitokondria. Untuk mengekstrak DN, diperlukan langkah-langkah laboratorium untuk memecahkan membran inti, yang dilanjutkan dengan pemisahan DNA dari berbagai komponen sel yang lain. Pada saat melakukannya, DNA harus dijaga agar tidak rusak dan didapatkan DNA dalam bentuk rantai yang panjang.
B. Tujuan
Untuk mengetahui cara isolasi DNA serta bentuk dan struktur DNA.
C. Prinsip Kerja
Untuk melihat DNA, dapat menggunakan metode isolasi yaitu dengan memisahkan DNA dengan komponen-komponen lain, diawali dengan cara menghancurkan membran inti atau nukleolus.
D. Alat dan Bahan
Alat
Eppendorf tube
Micro pipet
Sentrifugasi
Vortex
Inkubator
Bahan
100 µl amonium asetat 5 M
300 µl cell lysis soution
300 µl darah
300 µl isopropanol
1000 µl RBC lysis solution
1,5 µl RNAse
E. Prosedur
1) Masukkan 300 µl darah dan 1000 µl RBC lysis solution ke dalam tabung reaksi.
2) Kocok pelan, inkubasi 10 menit pada suhu ruangan.
3) Centrifuge pada 14.000 rpm selama 1 menit.
4) Buang supernatan yang berisi eritrosit, sehingga yang tersisa hanya endapan leukosit.
5) Tambahkan 1000 µl RBC lysis solution pada tabung yang berisi endapan leukosit, ulangi langkah 2, 3, dan 4, hingga supernatan benar-benar terbuang.
6) Tambahkan 300 µl cell lysis solution pada endapan leukosit dan vortex hingga larutan menjadi homogen.
7) Tambahkan 1,5 µl RNAse, kemudian vortex dan inkubasi pada suhu 370C dalam waterbath selama 15 menit.
8) Tambahkan 100 µl amonium asetat 5 M, kemudian vortex hingga larutan mirip susu.
9) Centrifuge pada 14.000 rpm selama 3 menit.
10) Pindahkan supernatan yang berisi DNA pada tabung yang berisi 300 µl isopropanol.
11) Kocok pelan 10-20 kali sampai endapan DNA terlihat.
F. Hasil
DNA dapat terlihat setelah percobaan, ditunjukkan dengan adanya untaian benang berwarna putih dalam larutan percobaan.
G. Kesimpulan
Untuk melihat DNA dapat dilakukan isolasi DNA, yang pertama dengan penambahan larutan RBC lysis yang membuat eritrosit pecah dan terpisah dengan leukosit dan komponen lainnya, kemudian penambahan larutan lisis sel untuk memecah leukosit. Maka, komponen penyusun leukosit akan terurai, termasuk inti selnya. Kemudian penambahan RNAse untuk melisiskan RNA, maka akan didapat DNA dan protein-protein lain. Selanjutnya penambahan amonium asetat untuk mengendapkan protein-protein lain selain DNA, maka supernatan yang berisi DNA akan terpisah dari endapan yang mengandung protein-protein lain. Kemudian supernatan yang berisi DNA ditambahkan isopropanol untuk melihat DNA lebih jelas dan nyata. Ini menunjukkan bahwa dalam sel manusia terdapat DNA.
No comments:
Post a Comment